Sekilas Tentang Erythritol, pemanis buatan :
Erythritol, pemanis buatan yang umum digunakan sebagai pengganti gula, dikaitkan dengan risiko meningkatkan pembekuan darah, stroke, serangan jantung, dan bahkan kematian pada orang yang sebelumnya rentan terhadap penyakit jantung.
Studi yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine menemukan bahwa individu dengan faktor risiko penyakit jantung yang tinggi dan tingkat erythritol tertinggi dalam darah mereka memiliki risiko dua kali lipat untuk kondisi kesehatan tersebut.
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, beberapa ahli merekomendasikan untuk membatasi konsumsi erythritol dalam menu Anda.
Erythritol adalah gula alkohol yang ditemukan secara alami di buah dan sayuran, memiliki 70 persen kemanisan gula, dianggap nol kalori, dan banyak dipakai dalam produk makanan sehat.
Erythritol sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam produk keto, makanan rendah karbohidrat, dan produk stevia dan monk fruit yang ‘alami’.
Sebaiknya memperhatikan dan membatasi konsumsi erythritol, terutama bagi orang yang memiliki risiko penyakit jantung atau sedang dalam proses penurunan berat badan.
Ulasan Lengkap
Dalam riset terbaru, ditemukan bahwa erythritol, pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula, dapat memicu pembekuan darah, stroke, dan serangan jantung. Bahkan, orang yang rentan terkena penyakit jantung sebelumnya berisiko mengalami kematian akibat efek buruk dari erythritol. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine menunjukkan bahwa individu dengan faktor risiko penyakit jantung yang tinggi dan tingkat erythritol tertinggi dalam darahnya memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk mengalami kondisi kesehatan yang sama. “Tingkat risikonya tidak kecil,” kata Dr. Stanley Hazen, penulis studi dan direktur pusat diagnostik dan pencegahan kardiovaskular di Cleveland Clinic Lerner Research Institute. Erythritol, yang merupakan pemanis nol kalori, dianggap berisiko dan harus dibatasi dalam konsumsi harian.
Robert Rankin, Direktur Eksekutif Calorie Control Council di AS, mengatakan bahwa erythritol aman untuk digunakan dalam makanan dan minuman, dan hasil penelitian terbaru tidak boleh diekstrapolasi ke populasi umum. Meskipun erythritol terlihat dan rasanya seperti gula, bahan ini memiliki efek buruk pada kesehatan, terutama bagi mereka yang rentan terkena penyakit jantung. Erythritol sering digunakan dalam produk makanan sehat, keto, dan rendah karbohidrat, dan merupakan bahan terbesar menurut beratnya dalam banyak produk stevia dan monk fruit ‘alami’. Oleh karena itu, sebaiknya dikonsumsi dengan hati-hati dan tidak melebihi batas yang dianjurkan.
Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan erythritol sebagai pengganti gula dapat memiliki dampak buruk pada kesehatan jantung, terutama pada orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung sebelumnya. Studi yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine ini menunjukkan bahwa orang dengan tingkat erythritol tertinggi dalam darah mereka memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami kondisi kesehatan yang terkait dengan penyakit jantung, seperti stroke dan serangan jantung.
Meskipun pemanis rendah kalori seperti erythritol diizinkan untuk digunakan dalam makanan dan minuman oleh peraturan global, penelitian ini menunjukkan bahwa kita perlu lebih hati-hati dalam mengonsumsinya. Robert Rankin, Direktur Eksekutif Calorie Control Council, sebuah asosiasi industri terkait, menyarankan agar hasil penelitian ini tidak diekstrapolasi ke populasi umum karena peserta intervensi sudah memiliki risiko tinggi mengalami kejadian kardiovaskular.
Dalam menghadapi penelitian ini, Dr. Andrew Freeman, direktur pencegahan dan kesehatan kardiovaskular di National Jewish Health, merekomendasikan agar kita membatasi penggunaan erythritol dalam menu kita untuk saat ini. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi bahan tambahan ini, terutama jika kita memiliki faktor risiko penyakit jantung.
Namun, hasil penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine menunjukkan bahwa erythritol dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, stroke, dan serangan jantung, terutama pada individu yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung sebelumnya. Para peneliti menemukan bahwa orang dengan tingkat erythritol tertinggi dalam darah mereka memiliki risiko dua kali lipat untuk kondisi kesehatan tersebut dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat erythritol terendah.
Menanggapi penelitian ini, Dr. Andrew Freeman, direktur pencegahan dan kesehatan kardiovaskular di National Jewish Health di Denver, AS, mengatakan bahwa meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, sebaiknya konsumsi erythritol dibatasi untuk sementara waktu. Namun, Robert Rankin, Direktur Eksekutif Calorie Control Council di AS, asosiasi industri terkait, mengatakan bahwa pemanis rendah kalori seperti erythritol aman dan telah dibuktikan aman oleh izin peraturan global untuk penggunaannya dalam makanan dan minuman.
Erythritol, yang juga dikenal sebagai gula alkohol, dapat ditemukan secara alami di banyak buah dan sayuran dan memiliki 70% kemanisan gula. Meskipun dianggap sebagai pemanis nol kalori, erythritol tetap mengandung kalori meskipun jumlahnya sangat sedikit. Bahan ini sering digunakan dalam produk makanan sehat dan produk rendah kalori, serta dalam produk makanan yang dipasarkan untuk penderita diabetes dan penderita obesitas.
Penelitian ini menyoroti pentingnya memperhatikan efek jangka panjang dari konsumsi bahan tambahan dalam makanan dan minuman. Sebagai konsumen, penting untuk membaca label bahan makanan dan minuman dan memperhatikan jumlah dan jenis pemanis yang digunakan dalam produk tersebut. Jika ada keraguan tentang keselamatan suatu bahan tambahan makanan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.
0 Comments